Selasa, 19 Mei 2009

Reportase Kemacetan di Kota bandung

Sebagaimana kita ketahui di kota-kota besar di negeri kita khususnya kota Bandung kemacetan adalah bagian tak terpisahkan dari keseharian dinamika Kota Bandung. Perkembangan jumlah penduduk dan peningkatan mobilitas seiring semakin bergeraknya dinamika sosial dan ekonomi. Pada kenyataannya, peningkatan jumlah penduduk dan segala dinamikanya itu tidak berjalan paralel dengan sistem transportasi yang seolah tidak pernah beranjak meningkat. Sistem transportasi yang dominan di Kota Bandung adalah transportasi darat, khususnya tarnsportasi jalan. Menurut data 2003, total panjang jalan di kota ini sekira 932,701 km dengan 84,49 persen merupakan jalan lokal. Panjang jalan nasional dalam wilayah Kota Bandung 40,560 km, sedangkan panjang jalan provinsi dan kota masing-masing 19,210 km dan 358,885 km. Dengan kondisi seperti itu, nyatanya total luas jalan itu hanya 3 persen dari wilayah Kota Bandung. Berdasarkan simulasi, kecepatan rata-rata kendaraan pada jam-jam puncak (pagi dan sore) hanya sekira 20 km/jam. Jika kecepatan rata-rata ideal di jaringan jalan perkotaan adalah 30 km/jam, maka inefisiensi waktu perjalanan akibat kemacetan di Bandung sekira 33 persen dari total waktu perjalanan yang semestinya.

Macet di semua koridor

menurut data yang ada dari empat koridor menuju Kota Bandung saat ini, semuanya tidak ada yang luput dari soal kemacaten ini. Dari utara, kemacetan adalah wajah 'lumrah' di Jalan Setiabudi, Cihampelas, dan Siliwangi. Di barat, juga terjadi di Pasteur, Suria Sumantri, Terusan Pasteur, dan tengah Kota Bandung (Wastukancana, Juanda, R.E. Martadinata, Merdeka, hingga Surapati). Selatan apalagi yakni di Pasirkoja, Terusan Buah Batu, M. Toha, dan Kopo. Sedangkan di arah Timur sepanjang Ujungberung.

Kondisi Bandung saat ini, memang menjadi daya tarik wisata yang cukup potensial Terutama wisata belanja baik sandang maupun pangan. Orang-orang mencari fashion dengan harga relatif murah di sini, sarana rekreasi, suasana, dll. Pada saat-saat libur, kemacetan justru semakin menjadi-jadi di Kota Bandung, terutama di sekitar daerah wisata itu.

Upaya antisipasi memang menjadi pemikiran, sedang, dan akan dilakukan Pemerintah Kota Bandung. pemkot akan terus melakukan manajemen dan rekayasa lalu lintas. Selanjutnya, peningkatan kapasitas jalan mencakup perubahan fisik berupa pelebaran atau penambahan ruas jalan.